Minggu, 27 Februari 2011

MENCARI TUHAN DI WARUNG KOPI

Buku ini sampai sekarang menjadi salah satu favorit saya. Waktu itu saya temukan buku ini ngampar di emper toko di dalam kampus. Terus terang saja saya tertarik akan judulnya. P R O V O K A T I F bos. Pas banget dengan kebiasaan saya yang suka ngopi dan nongkrong di warung. Maklum saya kan pemalas yang kaya dan bahagia huahahahaha. 

Untuk Anda yang berani tersesat menuruti hati nurani, buku ini sangat-sangat recomended. Walau awal-awal pasti bingung gak ngerti pokok bahasannya tapi lambat laun seiring berkurangnya umur pasti sedikit banyak dapat mengerti. Dulu saya baca baru satu bab saja nih kepala sudah cenut-cenut.

Buku ini adalah hasil karya Mas Ilung atas kegelisahannya mengikuti jalan sepi di rimba tasawuf. Ke mana pun kita menghadap maka di situlah "wajah" Tuhan. Tuhan juga lebih dekat daripada urat tenggorokan kita. Bahkan ketika manusia berpisah dengan jasadnya ia tetap belum lepas urusan dengan Tuhan. Tuhan tidak pernah memisahkan diri dalam suatu ruang tertutup dan selalu membuka diri kepada setiap hamba-Nya untuk ditemui. Karena manusia secara esensial berasal dari Tuhan, maka manusia juga selalu rindu untuk kembali kepada Asalnya. Tapi, manusia sering kali merasa terasing meskipun Tuhan amat mudah didekati. Salah satu penyebabnya adalah karena karena banyak orang-orang saleh telah membangun tabir yang sulit ditembus; tasawuf sebagai jalan menghampiri Tuhan telah dibuat terlalu elitis dan kaku. Mereka seperti telah memonopoli Tuhan hanya untuk kalangan mereka sendiri. Begitulah kiranya Ilung S. Enha mengisahkan kegelisahan spiritualnya dalam melakukan pencarian.

Bagi Ilung, Mencari Tuhan di Warung Kopi tentu saja bukan omong kosong. Berlama-lama di tempat ibadah pun bukan jaminan bahwa seseorang senantiasa ingat kepada Tuhan. Bukankah Tuhan juga tidak pernah membatas-batasi hamba-Nya untuk terus menemui-Nya? Buku ini menawarkan sebuah pandangan baru dalam mencari Tuhan secara akrab, elegan, dan sekaligus menyenangkan.

AKU INGIN MENCIUMMU






aku ingin menciummu seperti mentari menuruti titah Tuhannya
telah kusiapkan rasa paling manis dari gula-gula langit di ujung bibirku
kurebus bersama tetes hujan yang kutampung di sudut mataku
tidakkah itu sudah teramat manis?
atau aku salah terka?
lalu dimana harus kucari rasa paling manis dari gula-gula?
yang kutahu tetes-tetes hujan di sudut mata adalah ikwal rasa paling manis yang pernah dirasa manusia

FALSAFAH ORANG JAWA

FALSAFAH ORANG JAWA

Sebagian orang Jawa berusaha menselaraskan beberapa konsep pandangan leluhur, dengan adab islami, mengenai alam kodrati ( dunia ini ) dan alam adikodrati ( alam gaib atau supranatural). Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendakNYA. Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas. Pandangan orang Jawa yang demikian biasa disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir, yaitu manusia menyerahkan dirinya selaku kawula terhadap Gusti Allah.

Upaya manusia untuk memahami keberadaannya diantara semua makhluk yang tergelar di jagad raya, yang notabene adalah makhluk, telah membawa manusia dalam perjalanan pengembaraan yang tak pernah berhenti. Pertanyaan tentang dari mana dan mau kemana (sangkan paraning dumadi) perjalanan semua makhluk terus menggelinding dari jaman ke jaman sejak adanya " ada ". Pertanyaan yang amat sederhana tetapi substansiil tersebut, ternyata mendapatkan jawaban yang justru merupakan pertanyaan-pertanyaan baru dan sangat beragam, bergantung dari kualitas sang penanya. Perkembangan kecerdasan dan kesadaran manusia telah membentuk budaya pencarian yang tiada henti. Apalagi setelah muncul kesadaran religius yang mempertanyakan " apa atau siapa yang membuat ada " semakin menggiring manusia ke dalam petualangan meraba-raba di kegelapan rimba raya pengetahuan. Di dalam kegelapan itulah benturan demi benturan akibat perbedaan pemahaman terjadi. Benturan paling purba berawal dari kisah Adam dan Hawa yang melemparkan mereka dari surga. Benturan terkadang teramat dahsyat sehingga " perlu " genangan darah dan air mata, yang dipelopori oleh Habil dan Qabil. Kesemuanya bermuara pada kata sakti yang bernama " kebenaran " yang sungguh sangat abstrak dan absurd. Tetapi bukankah hidup dan kehidupan ini abstrak dan absurd ? sehingga tak terjabarkan oleh akal-pikir yang paling canggih sekalipun.

Ketika akal-pikir tak lagi mampu menjawab pertanyaan diatas, manusia mulai menggali jawaban dari " rasa " sampai akhirnya manusia merasa seolah-olah telah menemukan apa yang dicari. Tetapi ketika pengembaraan rasa tersebut sampai pada titik simpang, dimana di satu sisi muncul kebutuhan untuk melembagakan hasil " temuan rasa " tersebut dan di sisi lain menolak pelembagaan, kembali terjadi benturan-benturan yang sesungguhnya sangat tidak perlu terjadi. Sesuatu yang tidak akan pernah diketahui, baik dengan akal-pikir dan rasa, bahkan intuisi sekalipun. Sebab " dia " adalah Sang Maha Gaib. Rumusan apapun tentang " dia " seperti apa yang telah dilakukan oleh manusia pasti akan menemui kegagalan. Karena " dia " tidak pernah merumuskan " dirinya " secara kongkrit, kecuali dalam bentuk simbol-simbol dan lambang-lambang yang metaforik. Perjalanan panning manusia yang menempuh jarak jutaan tahun untuk mendapatkan jawaban pasti tentang " dia " menjadi amat bervariasi. Tetapi kepastian itu sendiri tidak pernah dijumpai. Sehingga sebagian manusia menjadi putus asa, karena perjalanan pencariannya tak ubahnya seperti tragedi Syshipus, sebuah perjalanan kehilangan.

Sementara untuk sebagian manusia lainnya, semangat pencariannya justru semakin menggebu. Mereka tidak pernah patah, karena mereka tidak terpukau oleh hasil akhir. Telah muncul kesadaran baru pada mereka, bahwa yang terpenting adalah proses pencarian itu sendiri. Bertemu atau tidak bukan lagi menjadi pangkal kerisauan, karena mereka menyadari, bahwa keputusan tidak berada di tangan manusia.

Nah mereka inilah para pejalan spiritual, sang pencari sejati yang selalu haus pada pengalaman empiris di belantara pengetahuan tentang hal-hal yang abstrak, absurd dan gaib. Dan mereka adalah kita. Syarat utama bagi para pejalan spiritual adalah kebersediaannya dan kemampuannya menghilangkan atau menyimpan untuk sementara pemahaman dogmatis yang telah dimilikinya, dan mempersiapkan diri dengan keterbukaan hati dan pikiran untuk merambah jagad ilmu pengetahuan ( kawruh ) nonragawi. Ilmu yang gawat dan wingit, karena sifatnya sangat mempribadi dan tidak bisa diseragamkan dengan idiom-idiom yang ada, dimana idiom-idiom itu hanya bisa dipergunakan sebagai rambu penunjuk yang kebenarannya juga sangat relative.


Jumat, 25 Februari 2011

PENYAKSIAN YANG SAKRAL


PENYAKSIAN YANG SAKRAL

Seorang lelaki tengah baya sedang merenung sendiri. Ditatapnya rembulan dan bintang gemintang. Suar dan merkuri di kapal. Sepintas lalu ia tampak seperti seorang pencari. Ya, dia mencari. Mencari sesuatu tentang makna hidup. Manusia lahir tumbuh dewasa lalu mati. Ah sesederhana itukah. Lalu untuk apa hidup ini???? Untuk apa sekarang aku sekolah. Berkutat dengan tumpukan buku pengetahuan itu, rumus matematika, unsur kimia, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan lain sebagainya???? Buat apakah itu semua????

Proses berjalan dengan sewajarnya. Semakin ia bertanya semakin ia tahu dan semakin tak tahu. Tak jarang pula pertanyaan itu menggantung begitu saja. Apalagi jika bertanya masalah iman, masalah penyaksian. Hal itu menjadi semakin membingungkan. Di depanku ada laut. Aku menyaksikan laut. Aku bersaksi tuhan yang esa. Tapi bagaimana menyaksikan tuhan???? (kata lelaki itu mengutuki dirinya).


AJARI AKU MENCINTA

[repost note]


AJARI AKU MENCINTA

Penjabaran mengenai cinta tak sesederhana yang dibayangkan. Jatuh cinta, yang namanya jatuh itu sakit. Jadi janganlah langsung jatuh jika mencinta. Cinta, apa itu cinta???

Cinta itu misteri. Kita lahir di dunia ini karena cinta. Percaya sajalah. Coba  tanyakan bapak ibu Anda apakah mereka saling mencintai????.  Setiap orang mempunyai definisi lain-lain mengenai cinta. Namun demikian, ada yang namanya cinta universal. Ketika kita lihat kejahatan, tanpa diminta kita merasa tidak nyaman. Sang Guru Cinta menarik kita untuk memperbaikinya. Ketika kita melihat ketidakadilan, tanpa diminta kita berusaha membuatnya adil. Maka kita dirikanlah pengadilan. Ini adalah kerja Cinta yang termanifestasi pada perwujudan cinta.

“Pahami, Aku ini kekasihmu. Aku selalu mencintai, selalu menyanyangi kamu, dalam hidup ini” (Juliet).
Nah sekarang agar cinta tak terlalu jadi misteri, kiranya lirik lagu di atas bisa memperjelasnya. Coba kita tanyakan kepada sang pengarang lagu, ini lirik lagu untuk siapa?? Ya, pastinya untuk sang pujaan hati. Nah itulah penjabaran cinta yang tertuang pada diri kita sebagai manusia. Dalam hal ini kita bertindak sebagai Sang Cinta, manifestasi dari Cinta Sejati. Hati sang penyair lagu sedang melangit. Dan memang jika hati sedang melangit maka perkataan Sang Cintalah yang muncul. 

Berikan alasan mengapa aku harus hidup???? Apakah untuk mencari pangkat, kedudukan, ketenaran, kemewahan???  Tapi mengapa kadang ada orang rela melepaskan segalanya demi cinta. Rela bunuh diri demi cinta. Maka setidak tidaknya aku punya alasan untuk hidup yaitu untuk Cinta. Cinta itu selalu memberi TANPA SYARAT. Maka jikalau kita sedang mencinta harusnya kita sadar akan Cinta. Pahami Aku. Aku ini kekasihmu. Maka kenalilah Sang Cinta Sejati itu. Mengenal sang cinta itu butuh waktu. Butuh perjalanan yang panjang. Butuh pengalaman. Jika aku mengatakan padamu “aku mencintaimu”. Maka boleh jadi anda merasa canggung, tak percaya, bahkan bisa saja bereaksi negatif. Dan jika aku kamu telah begitu akrab dengan cinta maka kadangkala ada semacam relai yang menghubungankan diantaranya. Maka tak jarang seorang istri merasakan kegundahan hati saat sang suami mengalami kecelakaan misalnya. Atau seorang ibu yang tiba-tiba merasa kalut pikirannya ketika sang anak sakit di tanah rantau. Begitulah kiranya pengalaman pengalaman cinta yang telah mengkristal di dalam hati. Jadi mencinta itu butuh proses. 

Seminggu pacaran sang kekasih bertanya: apakah kau benar-benar mencintaiku yank???. Sang pujaan hati pun sulit menjawab. Apa bukti cinta yang bisa kukatakan??? Aku cinta ya karena kamu itu. Hubungan pun terus berlangsung seiring jatuhnya angka-angka almanak mengganti hari mengganti tahun. Jadilah mereka kakek nenek. Di malam hari sang nenek melamun melihat kakek yang tertidur nyenyak. Lalu ia berkata lirih: laki-laki ini benar-benar mencintaiku. Ada kalanya orang berkata: tujuan bukan utama yang utama adalah prosesnya. Karena kita berasal dari Cinta dan kan kembali lagi pada Cinta sedang Sang Cinta sendiri itu adalah misteri maka selamanya kita hanya akan melalui proses mengenal di dunia ini. Dan justru proses itulah yang menurutku membuat kita tetap berjalan pada jalan Cinta. Karena kita merasa belum menyelesaikan proses maka tak ada kata “AKU INI SUDAH MENGENAL CINTA”. Namun jika ada yang sudah mengaku aku sudah puas “bercinta”,  maka  tak heran jika kutemukan banyak benturan benturan konflik antar sesama penempuh jalan Cinta. Yang satu mengatakan ini jalan yang benar. Yang lain mengatakan jalanku ini yang benar. Lalu, jalan mana yang benar benar jalan benar??



Si Icha pada suatu malam minggu sangat marah pada pasangannya
“Dina,??? Dia memang hanya seminggu ini berada di Djogja. Besok dia udah balik lagi ke Surabaya. Kan sudah kubilang, dia itu temen deketku sejak SD.” Si Andi mencoba memberikan penjelasan kepada gadisnya setelah gadisnya itu tahu bahwa ia selama tiga hari belakangan pergi bersama gadis lain.

“iya, tapi kamu kan bisa telpon, kasih tau aku!!! Ngapain sembunyi-sembunyi???”
Andi hanya terdiam, menyadari kesalahannya dan meminta maaf:
“ya, maafkan aku Cha”
“maaf, maaf dari dulu maaf!! Sudah aku tak mau lagi. Aku akan kembalikan semua yang pernah kamu kasihkan ke aku”
Andi terkejut, tak menyangka keputusan gadisnya akan seperti itu.
“Icha. . . ya okelah” lalu didekatinya gadisnya itu sembari berkata lirih:
“kembalikan mulai dari ciuman yang pernah aku kasih ke kamu!!”

Bogor, 10 Januari 2010
Pemalas

Kamis, 24 Februari 2011

MENJUAL CARA MENJADI KAYA

TEKNIK BISNIS TIPU-TIPU

Teknis bisnis tipu-tipu sekarang banyak sekali beredar di dunia maya ini. Anda mau tahu teknik apa itu? begini, Si Paijo berkata bahwa dia sudah banyak menghasilkan uang dengan cara yang paling gampang. Lalu ditulisnya cara itu dalam sebuah ebook. 

A: Sssstttt.... aku punya cara gampang bisa cepet kaya lho?
B: Gimana caranya?
A: Kalau mau tahu cara itu sudah aku tulis dalam ebook. Untuk memiliki ebook saya kamu harus bayar sekian. Murah Lho...
B: Wah, mahal amat?
A: Itu sangat murah, bayangkan dengan kamu membeli ebook saya kamu bisa jadi kaya mendadak.
B: (karena penasaran maka si B membeli). Ya okelah ini uangnya.

Seperti itulah teknis bisnis tipu-tipu yang banyak bertebaran di dunia maya. Cukup memprihatinkan memang.
Saya pertama kali mengenal bisnis online sudah lumayan lama yaitu sekitar tahun 2007 an. Dulu saya sempet denger waktu katanya blog lagi heboh-hebohnya bisa bikin duit. Lalu, ada juga yang jualan ebook. Untuk yang blog sih cukup rasional karena si pemilik blog dibayar karena ia menyewakan tempat untuk pasang iklan, PPC misalnya. Namun bahasan kali ini akan saya fokuskan pada bisnis online yang berembel-embel “cepet kaya”.

Terus terang saja yang model begitu saya tidak begitu sreg. Jika di lihat dari segi promosi sih oke-oke saja. Akan tetapi dari segi moral rasa-rasanya kok kurang pas ya. Baiknya berpikir logis saja. Jika ada program yang bisa bikin orang mendadak kaya, di Indonesia ini kagak bakal ada orang miskin Bos. Untuk bisa menjadi kaya itu butuh proses. Gak bisa kaya instan kecuali pelihara tuyul. Itu pun ada konsekuensinya. Kaya yang saya maksud di sini adalah kaya yang seperti orang-orang kebanyakan pikir, yaitu punya banyak duit.
Hm… jadi jika Anda telah mengikuti bisnis online jangan berharap banyak bisa cepet langsung jadi kaya. Apalagi jika Anda diam saja cuma baca gak action. Saya sendiri merasa prihatin karena semakin bertaburan saja macam-macam bisnis online dengan iming-iming cepet jadi kaya. Menjamurnya bisnis online mengindikasikan bahwa kebanyakan orang Indonesia masih menganggap uang sebagai standar kekayaan dan kebahagiaan.

Oleh karena itu, saya jadi ingin bikin sendiri bisnis online yang gak pake iming-iming cepet kaya. Jika Anda perhatikan sebenarnya yang dijual oleh banyak bisnis online yaitu informasi bagaimana supaya Anda cepet kaya. Sekali lagi dari segi iklan sih oke-oke saja. Akan tetapi, dari segi moral saya rasa kurang mendidik. Sebenarnya, iklan yang bombastis seperti itu cuma memanfaatkan sifat manusia saja. Sifat manusia itu menghindari sengsara dan mencari nikmat. Jadi, pantas saja orang-orang pada ngiler jika di iming-imingi bisa cepet kaya, banjir duit di rekening, saldo bertambah setiap hari, dan lain sebagainya. Apalagi di suruh bayangkan misalnya, pejamkan mata Anda dan bayangkan uang terus mengalir ke rekening Anda huahahahaha jelas ngiler….

Bijaknya, jangan tergiur dengan iming-iming demikian. Saya pribadi, jika akan membeli bisnis online maka saya lihat dulu antara harga dan produknya. Jika memang setara ya saya beli saja, dengan catatan memang saya membutuhkannya. Seperti saat ini saya iseng-iseng bikin blog, nulis gak jelas. Semua ini bisa saya lakukan karena saya membeli bisnis online yang produknya ngejelasin bagaimana bikin blog. Dengan harga yang pantas saya berani bayar karena memang saya ini pemalas hehehe. Males nyari sendiri di mbah google. Jika Anda mau, sangat banyak panduan gratis yang bertebaran di kolong-kolong langit mbah google. Cari saja jika memang Anda enggan beli paket produk bisnis online. Akan tetapi, jika saya pikir ujung-ujungnya bakalan sama saja karena saya yang awam ini pasti habis duit juga untuk biaya ngenet. ya tho?

Jadi kesimpulannya: Jika Anda berharap terlalu banyak akan iming-iming dalam sales letter si empunya website, maka resikonya Anda kecewa. Bijaknya, teliti dulu sebelum membeli. Jika produk yang ditawarkan pantas dengan harganya, silakan hal itu pertimbangkan. Right?