Jumat, 29 April 2011

AJARAN POKOK SYEH SITI JENAR

Disarikan dari tulisan Acmad Chodjim dengan edit bahasa khas pemalas

Tidak mengabsolutkan pendapat
Hal ini berarti pendapat boleh-boleh saja diperdebatkan asalkan tidak memberangus pendapat yang lain. Seperti posting mencari suara ketiga yang lalu, pendapat yang dikukuhkan sebagai kebenaran akan menjadi nisbi jika kita benturkan dengan sebuah sudut pandang baru. Seringkali pendapat yang kemudian muncul belakangan dianggap pendapat sesat karena tidak sesuai dengan kebenaran yang dibentuk oleh pendapat umum.

Menjadi manusia hakiki
Yang dimaksud manusia hakiki di sini merupakan perwujudan dari hak, kemandirian, dan kodrat

  • Hak. Membalikkan kebenaran umum akan kewajiban dahulu baru kemudian hak. Landasannya yaitu bahwa manusia sejak cenger maka haknya harus diberikan dahulu. Tidak ada beban kewajiban padanya. Mana bisa seorang bayi merah sudah dibebankan kewajiban? Oleh karena itu begitu bayi dilahirkan maka hak-haknya harus dipenuhi. Tak peduli ia lahir di lingkungan keluarga kaya atau keluarga miskin. Hak pengasuhan, perawatan, penjagaan, perlindungan, dan pendidikan harus dipenuhi. Semua itu dilakukan agar ia menjadi manusia yang dapat menjalankan kewajibannya sebagai anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian ia menjadi manusia yang sesungguhnya.

  • Kemandirian. Inilah tahap yang diperoleh ketika seorang bayi tadi sudah diberikan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan sehingga ia benar-benar dapat mandiri. Ia harus diarahkan agar tidak tergantung kepada orang lain. Dengan demikian, kehidupan mandiri akan tercapai bila terjadi kesalingtergantungan antar anggota masyarakat sekaligus kemerdekaan. Perhatikanlah keadaan ekonomi mayarakat Indonesia sekarang ini. Kita amat tergantung dengan bantuan luar negeri. Lebih parahnya, para elit sebagian malah menggerogoti kekayaan Negara untuk perut sendiri  alias tak punya harga diri. Setiap hidung yang dilahirkan yang seharusnya menjadi cikal bakal penerus bangsa ternyata tumbuh menjadi manusia-manusia yang lemah dan tergantung orang lain. Perusahaan-perusahaan besar kebanyakan tak mendidik para pekerjanya untuk bisa mandiri. Akibatnya, terjadi ketergantungan yang semakin hari semakin parah. Tempat yang dijadikan gantungan tak bertambah sedangkan para pengantung diri jumlahnya semakin banyak. Melihat kenyataan ini maka tak heran jika di negeri ini terlalu banyak pengangguran bertitel sarjana.

  • Kodrat. Hal ini adalah unsur selanjutnya yang menjadi buah atas hak dan kemandirian yang terpenuhi. Dan di blog inilah unsur ini dipopulerkan dengan jalan malas yang berarti tiap hidung akan memiliki kemandiriannya sendiri, kebahagiaan tertingginya sendiri, dan dengan demikian ia akan memahami lakon hidupnya sendiri. Kesalingtergantungan bukan lagi didasari atas yang kuat dan yang lemah. Akan tetapi ketergantungan itu berdasarkan kebutuhan yang saling melengkapi layaknya kesatuan tubuh manusia yang didalamnya terjadi hubungan yang harmonis antara organ-organ tubuh.

YANG TERSESAT DI JALAN KEMALASAN

Aku sempat terheran-heran ketika mencoba menelusuri orang yang tersesat di jalan kemalasan ternyata ada juga orang sepertiku. Dialah Fred Gradtson dengan bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul MALAS TAPI SUKSES, sedangkan buku di blog ini berjudul PEMALAS ITU: KAYA, BAHAGIA, DAN MENIKMATI HIDUP. Aku menemukannya dalam http://tmindonesia.com . berikut ini adalah cuplikannya:

Jika kita melihat statistik yang menerangkan hubungan kerja keras dengan uang yang diperoleh, kita akan melihat bahwa makin keras dan makin berat pekerjaan yang dilakukan, makin sedikit upah yang diperoleh. Sebaliknya, ketika usaha berkurang, keberhasilan (jika diukur dengan uang) justru makin meningkat

Jika orang digaji berdasarkan keras dan beratnya kerja yang harus dia lakukan untuk menyelesaikan suatu hal, maka pekerja kasar akan menjadi orang yang paling kaya di masyarakat.

Pernyataan ini mirip dengan posting di sini, dimana aku menyebutkan bahwa jika benar kerja keras itu akan mengantarkan kepada kekayaan dan kebahagiaan maka para kuli bangunanlah yang layak disebut kaya dan bahagia. 

Jika Pak Fred mengajarkan meditasi transedental maka aku anjurkan Anda untuk menggunakan terapi music. Di jaman yang super sibuk seperti ini tentunya Anda tak sempat untuk mendengarkan orchestra malam, suara debur ombak di pekatnya malam, cericit burung di senja merona, ataupun sekedar mampir di gubuk-gubuk sawah sekedar untuk nongkrong dan bermalas-malasan alias bercumbu dengan alam.

Note:
Mungkin inilah mengapa kadangkala ada pencipta lagu yang nadanya mirip dengan lagu yang sudah lama dibuat oleh orang yang berbeda. Yup, ini berarti segala ide itu ada di alam semesta dan tinggal bagaimana kita mampu merampok ide itu. Cara paling malas mengenai teknik merampok ide dapat Anda baca di sini



Kamis, 28 April 2011

FOTO BUGIL MAHASISWA IPDN TERBARU

INILAH.COM, Jakarta - Salah satu praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Dewi menduga foto telanjang yang diduga praja IPDN berpangkat Nindya Praja. Hahahaha, akhirnya ketahuan juga. Hal seperti ini sebenarnya bukan jadi rahasia lagi. Memang anak muda jaman sekarang kalau tidak begituan itu sepertinya kurang afdol. SMP sampai mahasiwa sama saja. Sama-sama belangnya. Sebenarnya aktivitas potret memotret itu sendiri adalah kegiatan kreatif. Ditinjau dari sudut pandang yang lain, kegiatan narsis untuk memphoto diri sendiri baik dalam pose close up ataupun bugil berarti ia memahami bahwa manusia adalah ciptaan paling seksi yang telah diciptakan Tuhan. Ianya bisa memahami bahwa tubuh seksi dan rupawan juga merupakan wujud keindahan yang tiada duanya.

Hal yang disayangkan dari kejadian ini adalah kenapa bisa beredar? hayooo yang suka photo-photo apalagi bikin video hati-hati lho jangan sampai photo seksi Anda terpampang juga di blog ini.


BERSAHABAT DENGAN KESEPIAN (lanjutan)


Nah, sekarang akan kulanjutkan posting BERSAHABAT DENGAN KESEPIAN. Sampai dimana kemarin??? Oh ya, realitas kesepian. Realitas kesepian eksistensial yang melekat pada setiap jiwa manusia. Kesepian akut yang kemunculannya tak terduga-duga. Ia muncul begitu saja tanpa salam. Kemarin aku misalkan seperti bayangan. Ya, bayangan memang selalu melekat pada diri kita. Ia muncul tiap kali ada cahaya. Karena memang cahayalah yang menyebabkan bayangan ada. Namun jika pada malam hari kita tidur tanpa cahaya, mematikan lampu maka ia akan hilang. Hilang di sini bukan berarti hilang selamanya. Ia tetap ada menyertai kita. Maka aku bilang kesepian ini kadangkala muncul kadangkala hilang. Namun ia tetaplah ada menyertai kita. Selalu. Kita memang tak merasakannya apabila ada kegiatan. Samahalnya seperti bayangan tadi. Ia ada jika ada cahaya, sedangkan kesepian ia hilang jika kita terfokus pada suatu pekerjaan. 

Sepertinya ini sebuah solusi. Bukan, ini bukanlah sebuah solusi. Karena realitasnya ia tetaplah ada. Ia harus tetap dipecahkan. Ya, bisa saja kita lari dari realitas itu. Akan tetapi, kesepian itu akan menjadi akut dan kronis apabila ia muncul mendadak seperti gempa di Haiti, seperti gelombang tsunami di Serambi Mekkah. Dan apakah dampaknya??? ia dapat dengan senang hati mengantarkan kita pada kematian.
Bayangan. Bayangan akan selalu ada jika ada cahaya. Kita dapat menghilangkannya dengan meniadakan cahaya. Tapi apakah kita sanggup hidup tanpa cahaya??? Aku jamin Anda tak akan mampu hidup tanpa cahaya. Hal ini samahalnya saat kita melakukan suatu kesibukan. Ia bisa meniadakan kesepian, sesaat saja. Oleh karena itu, maka kesibukan atau pelarian ini tidak dapat dikatakan sebagai solusi. Lalu apa yang bisa meniadakan bayangan tanpa menghilangkan cahaya???? Jadilah cahaya itu sendiri. Maksudnya jadilah kita cahaya maka tak akan ada bayangan yang mengikuti kita. Ya, karena kita ini adalah cahaya. Apa artinya ini??? Dengan menjadi cahaya untuk menghilangkan bayangan maka dapat dikatakan pula bahwa kita harus menjadi sebab adanya bayangan. Lhah, lalu apa sebab kesepian??? Kesepian ini terjadi apakah tanpa sebab??? Tadi kan dikatakan ia muncul begitu saja??? 

Benar, kita tak pernah bisa mengerti secara tuntas mengenai sebab kesepian ini, kekosongan ini. Ia berada pada tataran misteri. Oke, coba kita bahas melalui pendekatan makna. Tulisan yang lalu, sudah aku uraikan dampak dari kesepian ini. Ia akan menuntut kerinduan yang tiada habisnya. Kesepian identik dengan keterpisahan, keterlepasan dengan sesuatu. Sedangkan kerinduan identik dengan penyatuan, kedekatan, keintiman. Maka, berangkat dari sini dapat dikatakan pula bahwa dengan melengkapi kerinduaan yang tiada habisnya itu kita dapat menghilangkan kesepian. Lho, sama saja tho??? Lha ini kerinduan kan juga tanpa batas???

Tepat, kerinduan ini memang tanpa batas. Nah, sekarang coba pikirkan apa itu tanpa batas??? Apa yang dapat dikategorikan tanpa batas itu??? Karena jika kita jadi manusia pasti terbatas. Hm.. sudahkah terbayang??? Kerinduan itu ada karena kesepian, keterpisahan. Jadi dapat dikatakan kesepian atau keterpisahan itu ada karena jarak. Oleh karenanya, jikalau kita hendak meniadakan kesepian, keterpisahan, melengkapi kerinduan tak berujung, maka kita harus meniadakan jarak, melengkapi kerinduan yang tak terbatas itu dengan sesuatu yang memang juga tak terbatas. Apakah Anda sudah mengerti apa yang akan kukatakan???

Ya , itulah kita harus memiliki keintiman dengan yang tanpa batas itu??? Jadi sebenarnya apakah yang tanpa batas itu??? Sebenarnya tulisan ini adalah pemikiran awal dari tulisanku sebelumnya yang berjudul: Ajari Aku Mencinta. Cinta inilah yang melengkapi kerinduan tanpa batas itu. Yang aku maksud cinta dalam hal ini bukanlah cinta antara sepasang kekasih. Bukanlah cinta antara ibu dan anak. Karena cinta yang seperti itu masih terbatas. Nyatanya walaupun cinta dari ibu kita begitu dasyatnya, tapi kita masih menghendaki cinta dari kekasih, cinta dari istri, cinta dari anak dsb. Maka cinta yang ada di bumi ini tetaplah terbatas. Ia tak bisa melengkapi kerinduan dan kekosongan di dalam hati kita. Ada ruang yang masih saja kosong. Maka ada pula kesepian yang kadang menyeruak begitu saja. Itu jelas ada karena kita belum memiliki obat penawarnya. Ya itu tadi Cinta yang tanpa batas. Cinta Sejati.

SYUKUR, HARI INI GAJIAN


Jika kita melakukan sesuatu hanya karena uang, maka hidup seakan mati. Ini adalah rutinitas kuno yang hanya membuat kita tak berkembang. Jujur saja, akupun merasakan ada sesuatu yang aneh jika melakukan sesuatu hanya karena uang. Uang bukankah hanya alat tukar nilai tambah?. Oleh karena itu berarti sesungguhnya cara paling gampang untuk dikejar uang adalah dengan menciptakan nilai tambah. Jika kita tidak memiliki nilai tambah maka berarti kita tak mampu memanfaatkan potensi yang telah dianugerahkan Yang Maha Kuasa kepada kita.

Contoh paling sederhananya yaitu jika posisi kita dalam suatu organisasi entah itu perusahaan atau apalah terserah dapat digantikan oleh orang lain berarti kita tidak punya nilai tambah. Orang yang memiliki nilai tambah tentulah tak bisa posisinya digantikan oleh orang lain dengan mudah. Jadi mulai sekarang ciptakanlah nilai tambah Anda. 

Kebanyakan orang terlalu takut untuk berekplorasi, padahal apa yang menjadi kebahagiaan tertinggi itu hanya bisa didapat ketika setiap hidung mau mendayagunakan apa yang menjadi kegemarannya, lesukaannya. Yakinlah,  seperti layaknya seorang seniman lukis. Pada awalnya ia belum cukup terkenal dan mampu menghasilkan uang. Akan tetapi karena ia telah menemukan kebahagiaan tertingginya, yaitu melukis maka jadilah ia pelukis terkenal.

GUNUNG GEDE

Gede. Gunung itu adalah gunung pertama tempat pendakianku. Tak terbayang keindahan yang begitu terpampang di depan mataku selepas meniti tanjakan setan. Ya, pendakian yang cukup melelahkan itu terobati seketika. Bau belerang, batu-batu terjal, angin yang cukup kencang, dan semburat merah keemasan adalah rona muka senja yang sungguh menakjubkan.

Senja itu tak mau lepas dari ingatanku. keindahannya merembes memasuki retina mataku, merangsek hingga menghuni dan mengendap dalam DNA-DNA tubuhku. 

Malam pun tak kalah cantiknya. "Dod, beruntung sekali kamu, biasanya tiap aku ke sini selalu saja hujan. tapi malam ini terang benderang. Wah, benar-banar beruntung kamu". Begitu temanku berkata padaku. Memang, malam itu bintang gemintang tampak begitu indahnya. Seolah sangat dekat. Malam itu pun aku mengheningkan diri, walau angin sangat dingin hingga membuat telapak tangan kita mati rasa. Namun kapan lagi? kapan lagi aku bisa menggauli bintang-gemintang itu. Kapan lagi aku bisa sangat dekat melihat rona mukanya sedekat ini.

gambar dari: http://1hiker.wordpress.com/

Bersahabat dengan kesepian

Manusia adalah makhluk sosial, ini merupakan “kebenaran” yang ada sejak kita lahir. Bahwa kita tak bisa hidup tanpa orang lain. Bahwa manusia sejak “cenger” butuh orang yang harus merawatnya dan membesarkanya. Dari kenyataan ini berarti dapat diartikan pula bahwa pada dasarnya manusia itu tidak dapat hidup sendiri. Sendiri berarti sepi. Jadi manusia memiliki kesepian. Kesepian yang selalu ada didalam hati. Kekosongan dan keterasingan yang selalu melekat dalam sanubari. Jika demikian, apa tandanya orang mengalami kekosongan dan kesepian itu? Orang tidak tahu apa yang ia inginkan, apa yang ia rasakan, atau apa yang ia yakini. Keyakinan-keyakinan yang selama ini diperolehnya menjadi kabur. Orang mengalami kebingungan, tidak tahu arah, cemas dan takut masa depan. Dalam kondisi yang demikian, maka reaksi alamiah kita adalah: mencari teman. Kita berharap mereka memberikan arah, atau setidaknya kita punya teman dan tidak sendirian melawan ketakutan. 

Memang kita ini hidup dalam kebersamaan orang lain, dan karena itulah kita bisa berbagi hidup bersama dengan mereka. Akan tetapi ternyata penerimaan orang lain terhadap diri kita ditentukan oleh masyarakat. Suatu contoh jika ada seseorang mempunyai jalan pikiran yang tidak selaras dengan jalan pikiran kebanyakan orang, maka ia menjadi terkucilkan. Dan yang lebih ironis bisa saja dianggap gila. Lantas yang lebih fatal lagi bisa saja orang tersebut mendapat hadiah hukuman mati lantaran pemikirannya dapat mengguncang kekuasaan, misalnya. Mungkin kita ingin menyenangkan setiap orang yang kita kenal. Menyenangkan orang tua, pasangan, dan sebagainya. Sehingga setiap keputusan yang kita ambil selalu berdasarkan kriteria apakah bisa menyenangkan mereka atau tidak. Celakanya, apabila keputusan yang kita ambil tidak membuat mereka senang, maka konsekuensinya adalah kesepian/ keterasingan/tidak dipahami.

Nah, tentu saja kita sebagai manusia cenderung tak menginginkan kesepian itu menghantui diri. Dan oleh karena itu sebenarnya kita memiliki kerinduan akan suatu hubungan yang intim. Relasi yang intim tidak hanya berguna untuk mencari rasa aman atau kekosongan hidup namun juga untuk memahami kesejatian diri. Kita dapat menemukan diri kita jika kita memiliki kesadaran akan diri kita. Akan tetapi selamanya kita tak akan menuju kesana apabila kita belum pernah merasa kesepian. Barangkali kesepian ini dapat dirasakan ketika kita berpisah dengan orang-orang yang dekat di hati kita. Barangkali kesepian ini akan kita sadari jika kita hidup sendiri tanpa orang lain.
Akan tetapi sebetulnya ada kondisi kesepian yang tanpa kita sadari entah ia masuk lewat mana. Dan kesepian itu begitu akut, begitu kronis. Kesepian yang model begini tak akan bisa diatasi dengan hidup di keramaian, ngumpul dengan banyak orang. Tidak, maka dari itu kadang dapat dijumpai orang yang kesepian walaupun di tempat yang ramai (lagunya Dewa kale ya). Orang yang katakanlah sudah menikah, tapi bisa jadi ia tetap merasa kesepian. Maka dalam arti yang demikian kesepian bukanlah soal hidup sendiri atau tidak, melainkan bahwa kita merasa sendiri, merasa diputuskan dari seseorang atau sesuatu. Kondisi ini akan menyebabkan orang memiliki kerinduan yang berkepanjangan. Dan inilah yang aku sebut sebagai kesepian seumur hidup.

Masak iya sih ada kesepian yang model begitu??? Manusia memang tak pernah bisa puas. Dalam ilmu ekonomi hal ini sering disinggung-singgung. Terlepas dari semua itu, yang jelas manusia akan selalu menghindar dari kesepian. Dapat kita lihat fenomena yang terjadi di sekeliling kita. Kita, manusia pasti mencari yang namanya ketenangan dan kebahagiaan. Ada yang menyibukkan diri dengan bermusik. Ada yang berpindah agama, mencari istri yang cantik, memperbanyak istri dan duit, atau bahkan meninggalkan semuanya dan menjadi petapa. Namun ternyata semua itu tak membuat mereka mengalami ketenangan dan kebahagiaan. Ada sesuatu yang kurang lengkap. Jikalau tidak kuat, maka ada saja orang yang bunuh diri. Dia ingin lari dari kesepian itu. Kesepian yang teramat sangat. Setelah semua hal sudah dicoba dan ternyata tak bisa menawarkan solusi. Nah mungkin jalan satu-satunya ya mati. 

Jadi bisa aku sebutkan bahwa kegiatan-kegiatan untuk menghindar dari kesepian itu adalah pelarian. Lari dari kesepian. Bahkan saat aku menulis tulisan ini pun sebenarnya adalah pelarian dari kesepian. Nah, mungkin ini yang disebut sebagai pelarian kreatif. Pelarian yang menuntut kerja otak kita, mendayagunakan potensi-potensi kita sebagai manusia. Bisa saja dengan bermusik, berteater, melukis, berpuisi, menjadi petapa juga boleh ya pokoknya yang positif lah. Asalkan tidak perang, mengintimidasi, melanggar HAM-nya orang lain, yang demikian namanya kriminil. Akan tetapi kita haruslah sadar bahwa yang kita lakukan merupakan mekanisme pelarian. Lha kenapa pula harus disadari??? Yang namanya lari ya lari aja tho???

Kalau kita tidak sadar akan mekanisme pelarian itu, maka kita akan masuk dalam lingkaran setan kesepian. Kita tak pernah mencoba memecahkan masalah. Dan yang kita lalukan hanyalah pelarian demi pelarian yang tak berkesudahan. Berarti masalah tak terpecahkan.

Lalu kalau demikian bagaimana cara menghilangkan kesepian???? What??? Pertanyaan ini tidaklah tepat. Lha tadi kan sudah dijelaskan bahwa ada yang namanya kesepian seumur hidup. Kenyataannya bahwa ada kesepian seumur hidup. Ada realitas. Dan jika kita lari dari realitas kita tak mengubah apa-apa. Realitas itu selalu melekat dalam diri kita ibarat bayangan.
Bersambung. . . di sini

Selasa, 26 April 2011

“Save Palestine, save Palestine, save Indonesianya mana?”

Judul di atas adalah kalimat yang sempat kuucap di sela-sela seminar penelitian yang kulakukan di pulau Batam. Terang saja semua audien langsung pada senyam-senyum melihat kekonyolanku di acara seminar itu. Untung saja dosen pembimbingku juga agak ndugal dan terkenal blak-blakan. Biar, biar orang-orang pada tahu. Aku muak dengan pemberitaan yang tak berimbang di lingkungan kampus. Mading-mading penuh dengan semboyan asing. Dari yang lunak sampai yang paling menyentak. 

Orang-orang golongan kiri cuma bisa mojok di kantin kampus, terutama golongan penikmat seni, penikmat band-band indie, sastra, dan puisi. Masih lekat dalam ingatanku betapa susahnya kawanku meminta ijin untuk sekedar menyelenggarakan konser di kampus itu. Entah, sekarang aku tak tahu, kabarnya makin susah saja untuk menyelenggarakan acara “seni” di kampus ini.

Orang-orang lugu semakin kebingungan dan jadi makanan empuk paguyuban-paguyuban ahli sorga untuk mencengkeramnya. Maka tak jadi keheranan jika ada berita yang mengabarkan salah seorang mahasiswi kampus hijau itu kena virus cuci otak. Ah, bukankah virus kemalasan lebih bersahaja?

Ps: Pemberangusan, penindasan tetaplah perbuatan keji yang harus dihapuskan di atas dunia ini

PKS KETAHUAN BELANGNYA, BIKIN ALERGI AJA…


Sebaiknya partai ini tak usah hidup di Indonesia. Seperti halnya dedengkotnya cuci otak di posting sebelumnya. Ini pun biangnya cuci otak yang bermuka manis. Gerakannya halus, dan oleh karenanya banyak kalangan kampus yang kesengsem dengannya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat keamanan dalam hal ini kepolisian perlu menyelidiki lebih jauh kepada para pelaksana kegiatan terkait insiden di HUT PKS di mana para penari melakukan atraksi di atas kain berwarna merah putih.

"Aparat perlu melakukan penyelidikan, atau pelaksana kegiatan harus mengklarifikasi peristiwa tersebut," ujar Wakil Sekjen PPP, M. Romahurmuziy saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin(25/4/2011).

Ditambah lagi perilaku birahi anggotanya yang nyata-nyata juga doyan video begituan. Sudah terang benderang kelakuannya itu adalah juga cermin pribadinya. Masih mending kalau di kamar, mau telanjang, mau apapun terserah. Lha ini di gedung dewan, waktu rapat lagi. Tidakkah mahasiswa-mahasiswa yang terhormat bisa melihat dengan kedua bola matanya. Opo micek lan mbudek wae…?

INI BIANGNYA CUCI OTAK

Sebenarnya sudah lama aku menduga bahwa orang-orang seperti ini pastilah biangnya cuci otak. Ini terbukti dari sejak aku bertemu dengan orang-orang HTI yang selalu saja berusaha menghomogenkan dunia dengan keragamannya, ini pun sama. Dedengkot FPI itu sama saja ingin menghomogenkan keragaman yang ada di bumi ini. Terus terang saja bagiku itu adalah perjuangan yang konyol karena Tuhan sendiri sengaja memberikan warna-warni di dunia ini dengan pesan keindahannya, harmoninya, dan segalarupa kemahaanNya yang terselip di setiap warna-warninya itu.

Bukan hanya itu, Baasyir pun tak segan menyebut semua pemimpin Indonesia thogut karena tidak melaksanakan hukum Islam secara benar. "Mulai thogut Soekarno sampai thogut Yudhoyono, semuanya tidak menerima hukum Islam dengan benar," ujarnya dengan berapi-api.

Dalam konsep daulah Islamiyah yang dimaksud Ba'asyir, semua warga negara yang tidak melaksanakan hukum Islam secara benar disebut kafir. "Itu konsekuensinya," ujarnya.

Sudah sering pula kusindir orang yang suka kapir-kapiran, suka gontok-gontokan, suka bom-mengebom bagiku tak lebih dari kegiatan kaum barbar. Aku justru sungguh sangat kasihan,  bagaimana yang disebut Islam itu nanti bisa mengembalikan citranya sebagai agama paripurna yang paling sempurna itu? Benar-benar Tuhan telah turun tahta jadi kitab, nabi telah turun tahta jadi hadist. Tuhannya kitab, beku….

Apakah Semua Jenis Musik Bisa Dijadikan Terapi?


Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin kita capai.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.

Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.

Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.

Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya.

Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik.