Masyarakat kita itu memang super hebat. Mereka mampu bertahan diterjang ketidakpastian hidup. Tak peduli di pimpin tugio, painem, subejo mereka tetap dapat eksis dalam hidup dan kehidupan. Kalau pemimpin mau berbaik hati kasih beberapa puluh ribu saat pemilu ya dengan senang hati mereka akan menerima. Mumpung si calon pemimpin masih ingat sodakoh daripada uang itu dibuat yang enggak-enggak mending mereka terima sekedar buat bikin perapian di dapur untuk esok hari.
Sikap keikhlasannya pun tak ada yang sanggup menandinginya. Bagaimana tidak, di tengah himpitan ekonomi dan gempuran bayang-bayang pertanyaan istri: pak e… berase entek, dan mereka pun masih asik bermain catur sambil menghisap sigaret dan wirid di kedalaman hati: Gusti Alloh mboten sare…
Ah, bangsa mana yang bisa menandingi bangsa kita. Setidaknya pemimpin kita harus berterimakasih banyak kepada rakyat yang nggak rewel minta anu, minta itu. Bahkan mereka sangat legowo ketika para wakilnya di ibukota minta dibeliin gedung baru. Sungguh para rakyat ini bener-bener orang tua yang sanggup ngemong anak-anaknya yang di gedung dewan itu. Coba, mana ada masyarakat super hebat seperti ini? Mereka semua layaknya para musafir pengkelana yang sudah anti keduniawian alias zuhud layaknya para wali.
0 komentar:
Posting Komentar