aku tahu gelisahmu itu
seolah tumpah tanpa wadah
percuma saja kau umpati riak-riak gelombang
kau jaring angin, berharap semangkuk berlian dapat kau ambil
aku masih ingat sotong-sotong yang kita tangkap ribuan purnama yang silam
saat tungku masih menyisakan jelaga di keningmu juga keningku
kita rebus sesloki arak dalam canda
juga celoteh sang camar sebagai nada gembira
sudah.. sudahlah...
kita hanyalah kepingan kapal yang karam
terlalu pongah jika hendak menabrak sebongkah karang di lautan
melawan gelombang saja kita hancur dan tenggelam
ah...
bukan.. bukan ku tak peduli gejolakmu itu
bukan ku tak mau mengerti
karna akupun hanya jelata
tak mampu sentuh pelataran istana
lebih baik kau angkat saja jaringmu itu
kau angkat saja kapalmu itu
taruh di museum
biar mereka sama tahu
bahwa jaringmu... kapalmu... sama berharga dengan mahkota raja...
0 komentar:
Posting Komentar