Dunia ini penuh dengan dajjal. Dari ujung belahan bumi manapun di penuhi oleh Dajjal. Namun karena Dajjal lah aku ini bisa melihat. Tak habis pikir jika Dajjal harus dihabisi. Aku menjadi makhluk paling dungu yang tak bisa membeda antara manis atau pahit, antara benar atau salah, antara pahala atau dosa, antara surga atau neraka, semar atau togog
Dajjal itu memang bermata satu. Melihat hanya dengan satu sisi saja. Oh Dajjal kasihan sekali kamu diciptakan hanya untuk diperangi saja. Diumpat sana sini, di benci, di musuhi. Sampai-sampai orang menyumpalkan selongsong kapas karena begitu alergi mendengar namamu. Bukankah engkau itu juga makhluk ciptaan Tuhan.
Katanya: Sang Rosul Agung dulu bersabda, engkau akan muncul di akhir jaman. Ya, memang sepertinya Sang Rosul itu tak bohong. Buktinya memang Dajjal-dajjal bertebaran di mana-mana. Bahkan aku sendiri pun jadi Dajjal. Tulisan ini ada karena sifat ke-dajjal-an-ku yang menggelinding begitu saja mengikuti alurnya. Selanjutnya; katanya lagi engkau itu meminta setiap orang untuk mengikutimu dan jika tidak kau penggal kepala mereka dengan pedangmu. Orang yang mengikutimu akan kau beri anggur dan susu. Kau beri surga. Oh Dajjal, persis seperti sekarang ini orang-orang sama berebut anggur dan susu, memenggal kepala siapa saja yang tak mau mengikuti. Membakar apa saja yang menodai. Persis, persis seperti aku mengetikkan kata-kata ini. Membuat paguyuban ahli surga.
0 komentar:
Posting Komentar