Pembahasan mengenai iman dan kafir ini sepertinya perlu ditelaah kembali. Kenapa demikian? Ya, karena sekarang ini orang beriman malah melakukan aksi teatrikal bom bunuh diri di masjid. Bukankah ini sebuah pembodohan umat paling sekarat di abad 21?
Kafir
Kebanyakan orang awam itu selalu menganugerahkan gelar kafir kepada mereka yang tidak beragama Islam. Padahal tidak demikian yang tertera dalam Al Quran. Di Al Quran sendiri keterangan kafir itu dapat dilihat di ayat berikut ini:
dan Kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas
Q.S. Al Kahfi (18): 100
yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaranKu, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar
Q.S. Al Kahfi (18): 101
Berdasarkan ayat di atas, apakah disinggung-singgung masalah agama? Dengan sangat terang kata kafir pada QS. Al Kahfi 100 diperjelas cirinya di ayat selanjutnya QS. Al Kahfi 101 yaitu mereka yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah dan mereka tidak sanggup mendengar.
Pertanyaan selanjutnya, apa yang dimaksud mendengar dan melihat? Apa ini berkaitan dengan telinga dan mata? Bagaimana dengan orang yang lahir dalam keadaan buta tuli dan tentu saja bisu? Apakah mereka otomatis langsung jadi ahli neraka?
Ah tentu saja tidak. Kisah Helen Keller, wanita tuna netra dan tuna rungu yang dengan segala keterbatasannya ia berhasil lulus dari Harvard dengan predikat cumlaude dan menjadi penulis bestseller dunia ini kira-kira dapat kita ambil pelajaran.
Saya merasa bersyukur kepada Tuhan atas “ketidaksempurnaan” yang menimpa diri saya, karena dengan hal itu saya telah menemukan diri, pekerjaan, dan Tuhan saya”
Helen Keller
Jadi, piranti apa yang digunakan oleh Helen Keller untuk “mendengar” dan “melihat”?
Abdul Qadir Al-Jailani pun berkata:
“Orang yang percaya, yakin, dan bijak mempunyai mata lahir dan mata batin. Ia melihat semua ciptaan-Nya di bumi dengan mata lahirnya dan melihat semua ciptaan-Nya di langit dengan mata hatinya”
Atau mungkin ayat berikut ini dapat dijadikan sumber rujukan juga:
Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan kami kunci mati hati (qalb) mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)
–QS Al A’raaf (7): 100
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati (qalb) yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati (qalb) yang di dalam dada (shadr) -QS Al Hajj (22): 46
Jadi apa kesimpulannya?
0 komentar:
Posting Komentar