Kamis, 28 Juli 2011

PENDAKIAN, INILAH MINIATUR HIDUP

Pendaki adalah pencari jalan. Seorang pendaki itu tujuannya jelas, mencapi puncak. Samahalnya kita hidup tujuannya jelas. hidup tanpa tujuan, seperti pendaki yang tersesat di gunung, berarti mendekati kematian. Tersesat dalam hidup adalah membunuh diri perlahan. Untuk meraih puncak tertinggi, sang pendaki membutuhkan proses yang panjang, begitupun dalam hidup. Harus berjalan selangkah demi selangkah. Jalan yang ditempuh tidak selamanya datar, tidak selamanya lurus. Adakalanya mendaki, ada saatnya pula jalan itu harus menurun.Yang mendaki kadang begitu terjal, yang turun tidak jarang curam. Akan muncul banyak persimpangan, tantangannya adalah memilih simpangan yang tepat, agar langkah kita tetap terarah ke puncak. Begitupun dalam hidup, konsisten dalam niat adalah salah satu kunci keberhasilan.

Sang pendaki tidak selamanya terus berjalan. Kadang harus berlari, kadang perlu berhenti sejenak, mengatur nafas kembali, dan memulihkan tenaga. Begitupun hidup. Akan ada momen, yang menuntut kita untuk “bekerja” dengan cerdas, memaksa kita untuk lebih detail berpikir, dan ada pula momen yang memberi kita kesempatan untuk menata ulang strategi mencapai tujuan. 

Jalanan setapak yang ditempuh pendaki, tidak selamanya lapang. Kadang akan jadi sempit dan penuh belukar, kadang harus melipir, menyisir pinggiran jurang. Sang pendaki harus melangkah lebih hati-hati. Begitupun dalam hidup, semangat tidak selalu menggebu. Sang pendaki akan menemukan waktu dimana ia merasa sangat jenuh, sangat putus asa, ingin berhenti, ingin turun lagi, menyerah, kalah. Begitupun hidup. Tidak selamanya kita berada pada kondisi jiwa dan tubuh yang prima. Menjaga semangat, kemampuan untuk bangkit lagi, bangun dari keterpurukan akan jadi hal penting yang akan menuntun lagi langkah kita. Untuk mendaki gunung, diperlukan persiapan yang matang, persiapan fisik, mental, teknis, perbekalan. Persiapan yang baik akan memudahkan kita meraih puncak, begitupun dalam hidup. kita perlu ilmu, perlu spiritual, perlu hati, jiwa, dan raga.

Menjejakkan kaki di puncak adalah klimaks pendakian. Sebuah kepuasan akan mengalir alami merasuki batin pendaki. Kepuasan sesaat yang akan memaksa pendaki mencari puncak-puncak baru lagi, kepuasan lain yang lebih menantang, lebih membutuhkan persiapan yang matang, perlu menempuh perjalanan yang lebih panjang. Begitupun dalam hidup. Pencapaian sebuah tujuan bukan berarti akhir kehidupan, tujuan-tujuan lain yang lebih besar menantang kita, merayu untuk diraih. Memberi idaman kehidupan yang mungkin lebih hidup. 

Puncak gunung adalah bagian bumi yang paling dekat dengan langit, seakan memberi isyarat pada manusia. Pencapaian puncak gunung adalah perjalanan menuju “langit”. Pencapaian tujuan hidup adalah perjalanan menuju Tuhan. 

Begitu banyak puncak gunung yang ada di dunia. Seolah mengisyaratkan bahwa hidup tak akan pernah bisa dimengerti sepenuhnya. Begitupun Tuhan, Ia adalah khazanah yang tersembunyi. 

Jika tujuan pendakian adalah mencapai puncak, Lalu, apa sebenarnya tujuan hidupmanusia? Mengapa Anda hidup?

(blog Mas -endjivanhouten- edited by mata elang)

0 komentar: