Jumat, 29 April 2011

AJARAN POKOK SYEH SITI JENAR

Disarikan dari tulisan Acmad Chodjim dengan edit bahasa khas pemalas

Tidak mengabsolutkan pendapat
Hal ini berarti pendapat boleh-boleh saja diperdebatkan asalkan tidak memberangus pendapat yang lain. Seperti posting mencari suara ketiga yang lalu, pendapat yang dikukuhkan sebagai kebenaran akan menjadi nisbi jika kita benturkan dengan sebuah sudut pandang baru. Seringkali pendapat yang kemudian muncul belakangan dianggap pendapat sesat karena tidak sesuai dengan kebenaran yang dibentuk oleh pendapat umum.

Menjadi manusia hakiki
Yang dimaksud manusia hakiki di sini merupakan perwujudan dari hak, kemandirian, dan kodrat

  • Hak. Membalikkan kebenaran umum akan kewajiban dahulu baru kemudian hak. Landasannya yaitu bahwa manusia sejak cenger maka haknya harus diberikan dahulu. Tidak ada beban kewajiban padanya. Mana bisa seorang bayi merah sudah dibebankan kewajiban? Oleh karena itu begitu bayi dilahirkan maka hak-haknya harus dipenuhi. Tak peduli ia lahir di lingkungan keluarga kaya atau keluarga miskin. Hak pengasuhan, perawatan, penjagaan, perlindungan, dan pendidikan harus dipenuhi. Semua itu dilakukan agar ia menjadi manusia yang dapat menjalankan kewajibannya sebagai anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian ia menjadi manusia yang sesungguhnya.

  • Kemandirian. Inilah tahap yang diperoleh ketika seorang bayi tadi sudah diberikan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan sehingga ia benar-benar dapat mandiri. Ia harus diarahkan agar tidak tergantung kepada orang lain. Dengan demikian, kehidupan mandiri akan tercapai bila terjadi kesalingtergantungan antar anggota masyarakat sekaligus kemerdekaan. Perhatikanlah keadaan ekonomi mayarakat Indonesia sekarang ini. Kita amat tergantung dengan bantuan luar negeri. Lebih parahnya, para elit sebagian malah menggerogoti kekayaan Negara untuk perut sendiri  alias tak punya harga diri. Setiap hidung yang dilahirkan yang seharusnya menjadi cikal bakal penerus bangsa ternyata tumbuh menjadi manusia-manusia yang lemah dan tergantung orang lain. Perusahaan-perusahaan besar kebanyakan tak mendidik para pekerjanya untuk bisa mandiri. Akibatnya, terjadi ketergantungan yang semakin hari semakin parah. Tempat yang dijadikan gantungan tak bertambah sedangkan para pengantung diri jumlahnya semakin banyak. Melihat kenyataan ini maka tak heran jika di negeri ini terlalu banyak pengangguran bertitel sarjana.

  • Kodrat. Hal ini adalah unsur selanjutnya yang menjadi buah atas hak dan kemandirian yang terpenuhi. Dan di blog inilah unsur ini dipopulerkan dengan jalan malas yang berarti tiap hidung akan memiliki kemandiriannya sendiri, kebahagiaan tertingginya sendiri, dan dengan demikian ia akan memahami lakon hidupnya sendiri. Kesalingtergantungan bukan lagi didasari atas yang kuat dan yang lemah. Akan tetapi ketergantungan itu berdasarkan kebutuhan yang saling melengkapi layaknya kesatuan tubuh manusia yang didalamnya terjadi hubungan yang harmonis antara organ-organ tubuh.

0 komentar: