Senin, 18 April 2011

JURUS PALING MALAS MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

Ujian Nasional yang selalu diembel-embeli agar masyarakat Indonesia bisa memiliki kecerdasan minimal nyatanya tak berpengaruh pada output yang ingin dicapai. Sudah menjadi rahasia umum jika kegiatan tolong-menolong dalam UN akan tetap berlangsung meski sudah dilarang. Para guru entah pura-pura tak tahu atau bagaimana aku tak begitu mengerti malah seolah menyetujui perihal pembodohan umat paling sekarat di abad 21 ini.

Inilah cermin mentalitas bangsa yang semakin carut marut. Sudah terang aku terangkan dalam posting menjadi cerdas dengan cara malas di hari-hari yang lalu. Pendidikan formal yang semakin naik daun ini seolah adalah jalan satu-satunya untuk bisa disebut pandai, cerdas, dan sukses. Parahnya, ternyata kaum-kaum yang dianggap intelek ini malah tak jarang terlihat berjejer melebihi panjang gerbong kereta api demi mendapatkan status PNS.

Bahkan yang lebih parah ketika segelintir orang yang merasa “mampu” menyedekahkan sedikit hartanya untuk membeli sebuah kepastian hidup. Alahkah naifnya, bukankah hidup ini serba tak pasti?
Bung, mana jurus malasnya?

Oke, Anda tak usah berpusing-pusing ria dengan berbagai hapalan yang hanya bertahan sampai besok itu. Artinya, tak usah belajar buku sebanyak itu. Aku bocorkan cara paling manjur untuk menembus UN berdasarkan pengalaman paling malas yang pernah kulakukan:

Hanya pelajari soal-soal tahun lalu        

Bekerjasamalah dengan teman-temanmu (walaupun dilarang nyatanya tetap berlaku) –tapi jangan ketahuan ya-

Ah, gila?
Jika tak setuju, tak usah sekolah. untuk apa Anda sekolah?

2 komentar:

Yohanes mengatakan...

Ok sob, udah di pasang linknya

MATA ELANG mengatakan...

mantab sob... tengyu yach dah sudi mampir di gubuk ogud