Dengarlah Jeritan Kami Saudaraku!!!
Kami hanya tulang-tulang berserakan
Berlumur debu membisu…
Beribu-ribu purnama yang silam kami terkubur tanpa pusara
Tergolek tak beda dengan bangkai ayam
Namun darah kami bukan terbuang
Darah ini… kami lumurkan pada Sang Saka
Jadi benteng patriot bangsa…
Kau tahukah itu…???
Sedang sang patriotpun engkau tak kenal
Atau kau memang tak mau kenal???
Sang patriot yang menyusul kami kemudian
Sang patriot yang menyatukan abjad-abjad tercecer
Menjadikan kata “merdeka” dapat kau eja…
Bayangkan… tolong bayangkan…
Begitu payah kusumbangkan darah merah ini demi Sang Saka
Tapi kenapa tak kau jaga Sang Saka itu???
Sebuah symbol yang menaikkan harkat martabatmu
Sebuah symbol yang menaikkan harga dirimu
Sebuah symbol yang kami beli dengan darah, bukan dengan tangan menengadah
Kini…
Merah itu tak lagi merah
Merahnya bersemu putih
Putih pucat…
Selayak bangkai kami tempo dulu
Hargai…
Tolong hargailah darah kami…
Darah yang membuat kata merdeka ada dalam kamusmu
Bukan sebaliknya, kau bandrol kata merdeka
Kau bandrol harga Sang Saka
Bahkan tak lebih mahal dari kain kancutmu itu…
Kami hanya tulang-tulang berserakan
Berlumur debu
membisu…
Bogor, 27 Mei 2008
gambar dari: http://zamogan.wordpress.com puisi ini masuk dalam antalogi puisi (lupa nama bukunya, gw ngga dikirimin panitianya. payah deh) |
0 komentar:
Posting Komentar