Minggu, 17 April 2011

BELAJAR MALAS DARI AIKIDO

Prinsip malas ternyata juga sesuai dengan seni aikido. Dalam prakteknya, aikido selalu menggunakan usaha terkecil untuk menjatuhkan musuh-musuhnya. Bahkan bisa dikatakan hampir-hampir tanpa tenaga. Ia selalu memukul lawan dengan tenaga lawannya sendiri. Membalikkan keadaan, menangkis dan menyerang sekaligus. 

Walau aku belum pernah belajar aikido, aku setidaknya pernah melihat kelompok mereka berlatih. Bagaimana mereka menangkis serangan dan sekaligus menyerang balik musuh dengan tenaga yang mereka keluarkan sendiri adalah teknik yang patut diacungi jempol. Apakah Anda ingin menelisik lebih jauh lagi? Baik, kita lihat prinsip kemalasan berikut. 
prinsip malas

   
Kita bisa lihat bagaimana kemalasan itu sebenarnya adalah nikmat terbesar sebagai pancingan Tuhan agar kita menggunakan otak yang super canggih ini. Yup, mulai sekarang hindari kerja keras, mari belajar ilmu malas. Lagi pula, jika kerja keras itu adalah jalan untuk mencapai kekayaan dan kebahagiaan harusnya para kuli bangunanlah yang pantas disebut sebagai orang kaya dan bahagia. Huahahahaha . . . .

Catatan tambahan mengenai aikido:
Seni bela diri jepang yang meminjam tenaga penyerang(uke) untuk digunakan oleh korban (nange).Prinsip aikido dari asal katanya adalah (Ai) keselarasan ,(Ki)Pusat kehidupan dan (DO) pusat keseimbangan.Aikido adalah beladiri cinta kasih ,karena selain pada teknik aikido tidak diajarkan teknik menyerang dan lebih condong lebih defensive, seni bela diri yang didirikan oleh Morehei Ueshiba ini tidak ada hasrat untuk menjatuhkan lawan yang ada hanya kita mencoba untuk megalirkan tenaga uke untuk menyelesaikan teknik, intinya adalah agar uke maupun nange aman. Belajar aikido tidak hanya belajar teknik (waza) ,tetapi aikidoka juga harus belajar menguasai emosi, mengontrol energi, sikap kerendahan hati,belajar memahami orang lain,alam semesta dan cinta kasih karena itu adalah hal yang utama dalam memahami jiwa atau spirit dari aikido. Hal yang tidak boleh dilupakan dari belajar aikido adalah aplikasinya, yang harus diterapkan tidak hanya pada saat latihan tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

sumber catatan tambahan dari: Djangkrikngerik

0 komentar: